Cara Pemijahan Ikan Lele – Pemijahan itu apa sih? Pemijahan merupakan proses perkawinan yang terjadi di luar tubuh ikan (eksternal) antara ikan betina dan ikan jantan. Pemijahan merupakan bagian penting di dalam budidaya dan pembenihan ikan lele.
Dengan memijahkan ikan lele kamu akan mendapatkan hasil benih yang banyak dan maksimal sehingga mendapat benih-benih unggulan.
Nah, untuk lebih jelasnya simak pembahasan mengenai pemijahan ikan lele berikut ini.
Daftar Isi
Panduan Cara Pemijahan Ikan Lele yang Baik dan Benar
Lele di alam bebas biasanya memijah pada awal musim dan sepanjang musim hujan. Sedangkan lele yang dibudidayakan dipijahkan dengan berbagai metode di sepanjang tahun.
Sekarang cara pemijahan ikan lele sudah banyak berkembang, mulai dari cara alami sampai cara insentif atau cara buatan.
Cara pemijahan alami yaitu dengan meletakkan sepasang ikan lele yang sudah siap kawin pada kolam yang sudah disiapkan untuk melakukan pembuahan sendiri.
Sedangkan, cara pemijahan insentif atau buatan pada ikan lele dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon pada tubuh ikan lele betina dan beberapa metode lain.
Hampir semua metode pemijahan bisa dilakukan para pembudidaya ikan lele. Nah, untuk pembahasan lebih lengkapnya, simak artikel berikut ini.
A. Pemijahan Ikan Lele Secara Alami

Langkah pertama yang dilakukan yaitu memilih induk ikan lele betina dan ikan lele jantan yang sudah siap (matang gonad).
Sepasang ikan lele yang dipilih haruslah mempunyai bobot yang simbang, hal ini bertujuan agar salah satu ikan tidak merasa ketakutan. Dan tentunya keseimbangan bobot ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan.
Cara alami pemijahan ikan lele, yaitu sebagai berikut:
1. Siapkan Kolam
Kolam haruslah sudah siap sebelum dilakukan proses pemijahan ikan lele. Kolam yang akan digunakan haruslah memiliki ukuran ideal, dengan panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter, serta kedalamannya 1 meter.
Alangkah baiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass yang bertujuan mempermudah ketika mengawasi telur hasil pembuahan.
Kolam harus dikeringkan dan dijemur terlebih dahulu sebelum digunakan, baru diisi air dengan ketinggian 30-40 cm. Air yang digunakan dengan kualitas baik, jernih, dan bersih.
2. Pasang Kekaban
Kakaban berfungsi untuk menampung telur hasil pemijahan supaya tidak berhamburan dan mempermudah saat dipindahkan. Buat kekaban yang kokoh dan kuat agar tidak berantakan oleh induk yang aktif.
Kekaban pada umumnya dibuat dari bambu dan ijuk yang dijepit pada bambu seukuran dengan area kolam. Jangan lupa gunakan pemebran agar kekaban mengapung tidak tenggelam.
3. Perhatikan Kandungan Oksigen Air
Air yang akan diisi kedalam kolam pemijahan haruslah kaya akan oksigen, dengan demikian kamu bisa memberikan aerasi pada kolam pemijahan, jika tidak kamu bisa membuatkan aliran air keluar masuk kolam, apabila tersedia sumber air yang cukup. Jangan lupa atur debit air sebanyak 2-3 liter air per detik.
4. Perhatikan Waktu yang Tepat
Pada sore hari sekitar pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00, merupakan waktu-waktu yang sangat tepat untuk memasukkan ikan kedalam kolam pemijahan.
Tutuplah kolam selama proses pemijahan, untuk mencegah induk lele melompat keluar kolam. Biasanya proses pemijahan akan selesai pada pagi hari dan telur-telur hasil pemijahan akan menempel pada kakaban.
Telur berwarna transparan adalah telur yang berhasil dibuahi, sedangkan telur yang gagal dibuahi berwarna putih susu.
5. Angkat Induk
Segera angkat induk lele setelah proses pemijahan selesai, untuk menghindari induk lele betina yang bisa memakan telur yang sudah dibuahi, dikarenakan induk lele betina akan merasa lapar setelah proses pemijahan.
6. Proses Penetasan Telur
Telur-telur yang sudah berhasil dibuahi akan menetas dalam waktu 24 jam kemudian akan menjadi larva. Proses penetasan telur tidak harus dilakukan di dalam kolam pemijahan saja, namun juga bisa dilakukan di tempat lain seperti fiberglass, kolam terpal, ataupun akuarium.
Suplai oksigen (aerasi) perlu dipertahankan dan stabilkan pada suhu kisaran 28°-29°. Setelah telur menetas segera pisahkan dengan telur yang gagal menetas atau larva yang mati, hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya jamur.
Larva yang sudah berhasil menetas dapat bertahan 3-4 hari tanpa perlu makanan tambahan. Setelah itu lakukan proses pembesaran larva. Makanan ikan lele yang berukuran kecil dan kaya protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan larva lele nantinya.
B. Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan

Pemijahan Intensif atau pemijahan bantuan merupakan Pemijahan yang dilakukan dengan bantuan manusia, telur yang dihasilkan akan lebih banyak serta maksimal dibanding dengan pemijahan alami.
Pemijahan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon pada induk ikan lele betina dan lele jantan pada bagian punggungnya, dengan tujuan memacu kematangan sperma dan telur.
Ada 3 cara pemijahan intensif atau pemijahan ikan lele, yuk simak penjelasan lebih lengkapnya dibawah ini.
1. Pemijahan Intensif dengan cara penyuntikan hipofisa
Cara pemijahan ikan ini hampir sama dengan pemijahan alami, dari kondisi kolam maupun kesiapan induk. Perbedaanya terletak pada penyuntikan hipofisa terhadap induk ikan lele jantan maupun betina sebelum melakukan pemijahan.
Proses penyuntikan hipofisa ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan serta kematangan sel telur. Sehingga akan mendapatkan hasil pemijahan yang maksimal.
Untuk kelenjar hipofisa yang digunakan bisa didapatkan dari ikan donor, alangkah baiknya ikan donor yang digunakan berbobot sama dengan induk ikan lele yang akan dipijahkan. Hal ini bertujuan agar induk ikan lele mendapatkan dosis yang sesuai.
Cara untuk mendapatkan kelenjar hipofisa dengan membelah kepala ikan donor, alat yang digunakan yaitu:
- Pisau
- Tang penjepit
- Gelas penggerus
- Suntikan
- Pinset
- Gelas atau tabung reaksi
Namun, perlu diingat sebelum menggunakan alat tersebut haruslah dalam keadaan bersih dan sudah dicuci supaya lebih steril.
Langka-langkah pengambilan kelenjar Hipofisa:
- Langkah yang pertama, potong bagian pangkal kepala ikan menggunakan pisau yang bersih.
- Arahkan mulut ikan menghadap ke atas, kemudian buka mulut ikan lalu belah menggunakan pisau sehingga menjadi dua bagian, bagian atas dan bagian bawah. Ambil bagian atasnya kemudian cuci agar bersih dari darah.
- Gunakan tang penjepit untuk membuang tulang yang menutupi kelenjar hipofisa, kemudian ambil kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa berwarna putih dan berbentuk butiran.
- haluskan kelenjar hipofisa menggunakan gelas penggerus, kemudian campur dengan 2 ml air aquadestilata.
- Kelenjar hipofisa yang sudah tercampur dipindah dalam tabung. Setelah itu, kocok 2-3 menit. Kemudian diamkan selama 5 menit.
- setelah didiamkan selama 5 menit cairan akan memisah, bagian atas berupa cairan yang jernih dan bagian bawah berupa endapan. Gunakan jarum suntik untuk mengambil cairan yang jernih.
Hipofisa suda siap untuk disuntikkan, proses penyuntikan pada induk ikan lele dilakukan tepatnya pada bagian punggung. Caranya, sebelum menyuntikkan tutupi kepala ikan menggunakan kain yang sudah dibasahi.
Setelah itu, barulah suntikkan secara perlahan pada bagian otot punggung dengan kemiringan 30°-60° dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm. Setelah cairan sudah berhasil disuntikkan, lalu urut bagian punggung supaya cairan hipofisa merata.
Masukkan induk ikan lele jantan dan betina yang sudah disuntikkan, proses selanjutnya sama dengan proses pemijahan alami.
2. Pemijahan dengan penyuntikan hormon perangsang
Pemijahan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon perangsang, cara pemijahan ini lebih praktis dan mudah dilakukan karena tidak perlu ikan donor. Dengan tidak beresiko gagal dalam mengekstrak hipofisa.
Hormon yang disuntikkan akan mempengaruhi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang proses pertumbuhan dan pematangan sel telur. Hormon perangsang sudah banyak dijual sehingga mudah didapatkan. Antara lain ovaprim dan Chorulon.
Sebelum dilakukan proses penyuntikan kondisi induk ikan lele harus sudah matang gonad. Induk yang disuntik adalah induk lele jantan dan induk lele betina.
Penyuntikan dengan menggunakan hormon perangsang ovaprim berdosis 0,3-0,5 per kg dari bobot induk atau bisa disesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Hormon ovaprim harus diencerkan dengan akuadestilata 3 kali lipat sebelum disuntikkan.
Proses penyuntikan hormon sama dengan proses penyuntikan hipofisa, kemudian proses pemijahannya sama dengan proses pemijahan alami.
3. Pemijahan ikan lele in vitro
Pemijahan ikan lele dengan cara in vitro dimana pembunuhan terjadi di dalam tabung atau wadah yang dilakukan oleh manusia. Pada cara pemijahan ini induk lele jantan harus dibunuh terlebih dahulu untuk diambil spermanya.
Sedangkan induk betina disuntik terlebih dahulu, bisa menggunakan hormon perangsang atau kelenjar hipofisa. Setelah itu diurut pada bagian perut untuk mengeluarkan sel telur.
Proses pemijahan ikan lele dengan cara in vitro menggunakan beberapa alat dan bahan yang sudah bersih serta steril, diantaranya sebagai berikut:
- Pisau
- Gunting
- Mangkuk plastik atau kaca
- Bulu ayam
- Tisu
- Suntikan
- Pinset
- Sodium klorida 0,9% (cairan infus)
Kemudian ini langkah-langkahnya:
- Untuk mengambil sperma ikan lele jantan, lakukan pembedahan pada bagian perut secara membujur.
- Angkat kantung sperma yang berbentuk pipih memanjang dengan warna putih, dengan cara memotong kantung sperma menggunak guting, kemudian taruh dalam mangkuk.
- Siapkan induk lele betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya. Kemudian urut bagian perut induk lele betina untuk mengeluarkan sel telurnya. Sel telur akan keluar melalui lubang kelamin, tampung sel telur dengan mangkuk.
- Campurkan sedikit demi sedikit sperma dengan sel telur dalam satu mangkuk, tambahkan air bersih lalu aduk perlahan menggunakan bulu ayam.
- Masukkan campuran sperma dan sel telur ke dalam kolam penetasan yang sudah disiapkan, dengan menebarnya menggunakan bulu ayam.
- Gunakan aerotor untuk pengayaan oksigen pada kolam penetasan. Atur aerotor agar tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu kencang agar kondisi telur stabil tidak terguncang.
Panduan Cara Memilih Indukan Yang Bagus Untuk Pemijahan Ikan Lele
Sebelum melakukan pemijahan kamu harus mengetahui lebih dahulu kualitas induk yang akan dipijahkan dalam cara budidaya ikan lele. Hal ini bertujuan agar hasil yang didapat maksimal serta menghasilkan benih unggul.
Jangan sampai asal-asalan memilih induk yang akan dipijahkan. Karena akan berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup benih, mulai dari pertumbuhan yang lambat hingga mengalami kematian.
Ciri Indukan Ikan Lele yang Unggul Untuk Pemijahan
- Induk harus sudah memasuki usia 1 sampai 2 tahun.
- Induk ikan lele jantan dan induk ikan lele betina memiliki bobot minimal 1 kg.
- Tidak terdapat kecacatan pada tubuh indukan.
- Indukan tidak diam saja, aktif bergerak.
- Proses pertumbuhannya tidak telat sehingga pembesarannya tidak tertinggal oleh saudara-saudaranya.
- Tubuhnya berwarna merah serta mengkilap, merupakan tanda indukan yang gemuk dan sehat.
Ciri Indukan Ikan Lele Yang Matang Gonad (Kelamin)
- Lele jantan kelamin akan membesar dan warnanya berubah menjadi kemerahan disertai dengan bintik putih.
- Pada lele betina lubang kelamin akan mengalami pembesaran dan berwarna kemerahan.
- Pada lele betina, akan mengeluarkan sel telur jika di urut dari bagian perut ke anus.
- Pada lele betina, bagian perut akan membesar (pengisian sel telur) serta terasa empuk ketika dipegang.
Setelah mendapat calon induk yang akan dipijahkan dan yang memenuhi kriteria, tentu harus dilakukan perawatan dan pengkondisian yang bagus. Hal ini bertujuan agar kondisi calon indukan tetap sehat dan fit.
Untuk masa perawatan ini minimal 1 bulan saja. Dalam masa ini pola makan dan sirkulasi air yang baik akan berpengaruh untuk mempercepat kondisi indukan lele menjadi fit dan sehat.
Pola makan induk lele harus lebih banyak dibanding biasanya di masa perawatan ini. induk lele saat masa perawatan membutuhkan asupan gizi tambahan untuk mempercepat proses kematangan gonad.
Jadi jangan hanya memberikan pakan pelet saja, para peternak lele biasanya memberikan makanan tambahan seperti, ayam mati, dan binatang kecil. Pakan tambahan ini bisa menjadi pakan alami yang empuk untuk para induk lele besar.
Dalam masa perawatan ini indukan lele jantan dan indukan lele betina perlu dipisahkan pada 2 kolam yang berbeda terlebih dahulu. Kolam yang dibutuhkan cukup minimalis, hanya dengan ukuran 2 meter persegi per 2 kg bobot lele.
Kolam yang akan digunakan ini harus selalu dikondisikan serta diberi sirkulasi untuk keluar masuknya air, cukup selang pembuangan serta dialiri sedikit percikan air.
Jika lele sudah fit dan masa kematangan gonad sudah terlihat, maka indukan lele akan siap dipertemukan dengan pasangannya di kolam pemijahan dengan air jernih serta adanya sirkulasi pembuangan air dan sedikit percikan pengairan.
Cara Membuat Kolam Pemijahan dan Penetasan Benih Ikan Lele

Kolam yang akan digunakan untuk pemijahan serta penetasan benih ini lebih minimalis lagi dari pada kolam pembesaran lele, namun untuk cara pembuatannya sama persis. Kolam ukuran 2 m2 dengan ketinggian air 60 cm sudah bisa digunakan sepasang ikan lele untuk melakukan pemijahan.
Kolam yang kita gunakan sebaiknya adalah kolam berjenis terpal, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya luka pada kedua induk yang sedang melakukan proses pemijahan.
Namun bukan hanya itu saja, pembuatan kolam terpal akan menghemat biaya. Karena kolam ini bisa dibuat hanya dengan kayu atau bambu untuk tanggul/sandaran yang menopang terpal yang sudah diisi air.
Saat proses pemijahan ikan jantan akan mengejar ikan betina semalam, jika kolam terbuat dari bahan yang keras bisa melukai ikan lele yang bisa menimbulkan kematian. Sediakan juga tutup untuk menutup kolam agar ikan tidak melompat keluar.
Setelah kolam selesai dibuat keringkan dan diamkan kolam kurang lebih selama 2 hari, hal ini supaya ketika kolam diisi air induk ikan lele akan merasa nyaman melakukan pemijahan.
Selanjutnya kita perlu membuat kakaban, kakaban yang nantinya akan berfungsi untuk tempat menempel telur-telur yang dikeluarkan induk lele betina dan sudah dibuahi oleh induk lele jantan. Selain itu, kekaban juga mempermudah pemindahan telur-telur ke kolam penetasan.
Kakaban terbuat dari ijuk yang diikatkan pada bambu sehingga tertata rapi. Kekaban ideal pada umumnya berukuran 20 cm berjumlah 4 potong. Kekaban yang dimasukkan ke dalam kolam harus dengan keadaan tenggelam agar telur menempel dan tidak berserakan. Supaya kekaban tenggelam kamu bisa memberi beban penambah seperti batu/bata.
Kekaban juga bisa dibuat dari paranet, keunggulan dari paranet yaitu mampu menutup rata pangkal kolam. Untuk pembuatan paranet sebagai kakaban ini juga dapat disesuaikan dengan ukuran kolam pemijahan.
Peternak lele ada yang berpendapat bahwa paranet lebih tahan lama serta mudah dibersihkan dibanding ijuk.
Yang dibuat selanjutnya setelah kolam pemijahan dan kakaban yaitu kolam penetasan. Pembuatan kolam penetasan menggunakan terpal dengan ukuran 3×3 meter dan ketinggian air sekitar 30 cm. Pembuatan kolam penetasan benih ini alangkah baiknya pada tempat yang teduh tidak terkena sinar matahari, bisa dibawah pohon atau digunakan tutup.
Lebih baik lagi kolam ini berada didalam rumah/kandang karena benih lele sangat lemah dan rentan dengan kematian. Telur-telur akan menetas sekitar umur 3 hari, setelah itu kamu dapat memberinya makan dengan kuning telur mentah. Kenapa setelah 3 hari? Karena setelah menetas benih-benih ini masih membawa bekal makanan dari telur.
Demikian artikel pembahasan mengenai pemijahan ikan lele, mulai dari pemijahan alami hingga pemijahan intensif atau buatan serta cara memilih indukan yang bagus untuk di pijahkan.
Semoga dengan artikel ini bisa menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca, terutama untuk kamu yang baru memulai budidaya lele. Salam Fauna.